seperti belut semakin aku menyelam di pekat lumpur rawa menjelang kemarau. entah ke mana lari sajak-sajakku. tercuri? ruas-ruas jemari semakin ngilu oleh usia, dinding hati telah kebal rasa.
sekali saat berkelebatan foto-foto sefia dari kardus ingatan yang berdebu. seserpihan guci yang pernah gagah di ruang tengah, kini hanya menampung tempias hujan dari atapku yang bocor. kisah semakin panjang dan datar saja, sedangkan pepohonan tepi jalan satu-satu roboh oleh angin musim.
seperti belut aku
menjalari jejak-jejak silsilah. kabur, seperti kartupos tanpa alamat, jendelaku tertutup oleh engsel berkarat. rabun mataku kian memenjarakan. seperti jeruji, atau tabir menyekat pandangku dari cahaya.
seperti belut aku
menetas dari telur kupu-kupu!
Tinggalkan Balasan